Profil Desa Sukogelap
Ketahui informasi secara rinci Desa Sukogelap mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sukogelap, Kemiri, Purworejo. Mengungkap potensi ekonomi dari perkebunan cengkeh dan kapulaga, serta menelusuri legenda di balik nama unik desa perbukitan yang subur dan penuh pesona misteri ini.
-
Nama Unik dengan Latar Sejarah Kuat
Nama "Sukogelap" yang unik dan melegenda menjadi identitas kuat desa, berasal dari cerita rakyat tentang lebatnya hutan di masa lampau yang menjadi daya tarik tersendiri.
-
Pusat Perkebunan Rempah Unggulan
Perekonomian desa secara dominan ditopang oleh hasil perkebunan rempah-rempah bernilai tinggi, khususnya cengkeh dan kapulaga, yang tumbuh subur di lahan perbukitan.
-
Potensi Tersembunyi Wisata Alam dan Budaya
Berkat keindahan alam perbukitan dan kekayaan cerita rakyatnya, desa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam dan budaya yang menawarkan pengalaman otentik.
Desa Sukogelap, sebuah nama yang unik dan menggelitik imajinasi, terletak di kawasan perbukitan yang subur di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Jauh dari kesan "gelap" yang tersirat dari namanya, desa ini justru memancarkan cahaya kesejahteraan dari kekayaan hasil buminya. Di balik legenda namanya yang melegenda, terhampar potensi ekonomi yang besar dari sektor perkebunan, terutama cengkeh dan kapulaga, yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat. Desa Sukogelap merupakan perpaduan menarik antara misteri cerita rakyat, keindahan alam dan denyut nadi ekonomi agraris yang tangguh.
Asal-Usul Nama dan Sejarah
Nama "Sukogelap" tidak bisa dilepaskan dari cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Konon, nama ini berasal dari kondisi wilayahnya di masa lampau yang merupakan hutan belantara yang sangat lebat (wono) sehingga sinar matahari pun sulit menembus tanah, menciptakan suasana yang gelap (peteng). Versi lain menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari kata "Suko" (suka/senang) dan "Gelap" (petir/guruh), merujuk pada sebuah lokasi yang sering disambangi oleh tokoh legendaris yang memiliki kesaktian terkait petir.Terlepas dari versi mana yang paling akurat, nama yang unik ini menjadi identitas yang melekat kuat dan menjadi bagian dari kekayaan budaya tak benda desa. "Cerita tentang nama Sukogelap ini sudah kami dengar sejak kecil dari para sesepuh. Ini bukan sesuatu yang menakutkan, justru menjadi keunikan dan kebanggaan bagi kami," tutur salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Sukogelap menempati wilayah perbukitan dengan kontur tanah yang curam dan bergelombang. Topografi ini membuat sebagian besar lahannya tidak cocok untuk persawahan, namun sangat ideal untuk perkebunan tanaman keras dan rempah. Menurut data resmi pemerintah kecamatan, luas wilayah Desa Sukogelap yaitu sekitar 2,98 kilometer persegi, yang mayoritas merupakan lahan tegalan atau perkebunan rakyat.Adapun batas-batas administratif Desa Sukogelap ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purbayan
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Waled
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Loning
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen
Berdasarkan data kependudukan terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Sukogelap dihuni oleh 1.950 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya tergolong rendah, yakni sekitar 654 jiwa per kilometer persegi. Pola permukiman penduduk menyebar di punggung-punggung bukit, membentuk dusun-dusun yang dikelilingi oleh kebun-kebun yang hijau dan produktif.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Roda pemerintahan Desa Sukogelap dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya, dengan dukungan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam merumuskan kebijakan. Tantangan utama yang dihadapi pemerintah desa ialah kondisi infrastruktur, khususnya jalan, yang membutuhkan perhatian ekstra karena medan yang sulit. Oleh karena itu, prioritas pembangunan desa melalui APBDes secara konsisten diarahkan pada program perbaikan, pengerasan, dan pelebaran jalan antardusun.Kepala Desa Sukogelap menjelaskan bahwa aksesibilitas merupakan kunci untuk membuka potensi ekonomi. "Potensi cengkeh dan kapulaga kami sangat besar, tapi kalau jalannya sulit, biaya angkut menjadi mahal dan harga di tingkat petani menjadi rendah. Karena itu, kami fokus membangun infrastruktur jalan agar hasil bumi warga bisa diangkut dengan lancar dan dihargai lebih baik," ungkapnya.
Potensi Ekonomi Utama: Cengkeh dan Kapulaga
Perekonomian Desa Sukogelap bersinar terang dari hasil perkebunan rempah-rempahnya. Komoditas yang menjadi primadona dan investasi paling berharga bagi warga ialah cengkeh. Pohon-pohon cengkeh menjulang tinggi di hampir setiap kebun, menjadi penanda kemakmuran saat musim panen tiba. Aktivitas memetik dan menjemur cengkeh menjadi pemandangan umum yang mewarnai kehidupan desa setiap tahunnya.Di bawah tegakan pohon cengkeh, tumbuh subur komoditas unggulan lainnya, yaitu kapulaga. Tanaman rimpang ini menjadi sumber pendapatan rutin bagi warga karena bisa dipanen beberapa kali dalam setahun. Budidaya kapulaga tidak memerlukan perawatan yang rumit dan sangat cocok dengan kondisi tanah dan iklim di Sukogelap. Kualitas kapulaga dari desa ini juga dikenal baik di kalangan pengepul.Seorang petani setempat berbagi pengalamannya, "Kalau cengkeh itu untuk panen besar tahunan, hasilnya untuk kebutuhan jangka panjang. Tapi kalau kapulaga, hasilnya bisa untuk kebutuhan dapur dan biaya harian. Jadi keduanya saling melengkapi."
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Sukogelap hidup dalam tatanan sosial yang erat dan komunal. Semangat gotong royong dan tepo sliro (tenggang rasa) masih menjadi pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan keagamaan, kenduri, dan tradisi-tradisi lokal lainnya menjadi ajang untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga keharmonisan sosial.Cerita rakyat mengenai asal-usul nama desa menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terus dilestarikan. Legenda ini tidak hanya menjadi bahan obrolan di warung kopi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan identitas kolektif yang membedakan Sukogelap dari desa-desa lainnya. Potensi untuk mengangkat cerita ini dalam bentuk festival budaya atau paket wisata tematik sangat terbuka.Infrastruktur dasar seperti jaringan listrik, sekolah dasar, dan posyandu telah tersedia dan berfungsi untuk melayani kebutuhan warga. Namun tantangan masih ada pada akses air bersih di beberapa dusun yang lebih tinggi serta kualitas sinyal telekomunikasi yang belum merata.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Desa Sukogelap memiliki prospek masa depan yang cerah jika mampu mengemas potensi alam dan budayanya secara kreatif. Peluang terbesar terletak pada pengembangan agrowisata dan wisata budaya. Pengunjung dapat ditawari pengalaman memetik cengkeh atau kapulaga langsung di kebun, sambil mendengarkan cerita-cerita legenda tentang asal-usul desa dari para sesepuh. Keindahan panorama perbukitan juga menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata alam.Namun, beberapa tantangan perlu diatasi. Pertama, infrastruktur jalan menuju titik-titik potensial wisata harus ditingkatkan secara signifikan. Kedua, regenerasi petani cengkeh dan kapulaga menjadi isu penting yang harus disikapi dengan menjadikan sektor pertanian lebih menarik bagi generasi muda. Ketiga, diperlukan peningkatan kapasitas SDM di bidang kewirausahaan dan pemandu wisata untuk menyambut potensi pariwisata.Dengan nama yang unik, kekayaan alam yang melimpah, dan modal sosial yang kuat, Desa Sukogelap siap untuk terus bersinar. Desa ini membuktikan bahwa dari sebuah nama yang "gelap" dan melegenda, dapat terbit cahaya kesejahteraan yang terang benderang bagi seluruh warganya.